menuju Olahraga Prestasi
Johansyah Lubis1
Abstrak: Salah satu masalah penting dalam kehidupan di tanah
air ini adalah etika dan moral, pendidikan jasmani dan olahraga
sebagai salah satu sarana pendidikan anak memberikan suatu
pengayaan dalam etika dan moral di masyarakat. Mengajarkan
etika dan nilai moral sebaiknya lebih bersifat contoh.Tindakan
lebih baik baik dari kata-kata. Nilai Moral itu beraneka macam,
termasuk loyalitas, kebajikan, kehormatan, kebenaran, respek,
keramahan, integritas, keadilan, kooperasi.
Kata-kata kunci: Etika, Pendidikan Jasmani, Olahraga
Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan, sehingga pendidikan jasmani memiliki arti yang cukup
representatif dalam mengembangkan manusia dalam persiapannya menuju
manusia Indonesia seutuhnya.
Pendidikan jasmani di Indonesia memiliki tujuan kepada keselarasan
antara tubuhnya badan dan perkembangan jiwa, dan merupakan suatu usaha
untuk membuat bangsa indonesia yang sehat lahir dan batin, diberikan kepada
segala jenis sekolah. (UU no 4 th 1950, ttg dasar-dasar pendidikan dan
pengajaran di sekolah bab IV pasal 9)
Pendidikan jasmani mempunyai tujuan pendidikan sebagai (1)
perkembangan organ-organ tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan
kebugaran jasmani, 2) perkembangan neuro muskuler, 3) perkembangan
mental emosional, 4) perkembangan sosial dan 5) perkembangan intelektual.
Tujuan akhir olahraga dan pendidikan jasmani terletak dalam peranannya
sebagai wadah unik penyempurnaan watak, dan sebagai wahana untuk memiliki
1
Johansyah Lubis, Adalah Dosen Sosiokinetika, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Jakarta. Dan Ketua Komisi Pembibitan
membentuk kepribadian yang kuat, watak yang baik dan sifat yang mulia;
hanya orang-orang yang memiliki kebajikan moral seperti inilah yang akan
menjadi warga masyarakat yang berguna (Baron Piere de Coubertin)
Uraian di atas memperjelas bahwa pendidikan jasmani dan olahraga
merupakan ‘alat’ pendidikan, sekaligus pembudayaan. Proses ini merupakan
sebuah syarat yang memungkinkan manusia mampu terus mempertahankan
kelangsungan hidupnya sebagai manusia.
Pendidikan adalah segenap upaya yang mempengaruhi pembinaan dan
pembentukkan kepribadian, termasuk perubahan perilaku, karena itu pendidikan
jasmani dan olahraga selalu melibatkan dimensi sosial, disamping kriteria yang
bersifat fisikal yang menekankan ketrampilan, ketangkasan dan unjuk
“kebolehan’. Dimensi sosial ini melibatkan hubunga
s resep obat yang didapatkan secara ilegal oleh atlet mahasiswa, yang
disuplai oleh pelatih kampus.
Pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman
manusia, karena dalam pendidikan jasmani menyediakan kesempatan untuk
memperlihatkan mengembangan karakter. Pengajaran etika dalam pendidikan
jasmani biasanya dengan contoh atau perilaku. Pengajar tidak baik berkata
kepada muridnya untuk memperlakukan orang lain secara adil kalau dia tidak
memperlakukan muridnya secara adil.
Selain dari pada itu pendidikan jasmani dan olahraga begitu kaya akan
pengalaman emosional. Aneka macam emosi terlibat di dalamnya. Kegiatan
pendidikan jasmani dan olahraga yang berakar pada permainan, ketrampilan
dan ketangkasan memerlukan pengerahan energi untuk menghasilkan yang
terbaik.
Pantas rasanya jika kita setuju untuk mengemukakan bahwa pendidikan
jasmani dan olahraga merupakan dasar atau alat pendidikan dalam membentuk
manusia seutuhnya, dalam pengembangan kemampuan cognitif, afektif dan
psikomotor yang behavior dalam membentuk kemampuan manusia yang
berwatak dan bermoral.
Dalam tulisan ini akan lebih dibahas tentang etika dan permasalahan
dalam pendidikan jasmani dan olahraga. Dengan mencoba mengkomperkan
dan menanalisis serta memyusun rekomendasi yang memungkinkan dalam
pengembangan pendidikan jasmani dan olahraga.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, agar paper ini lebih mengarah maka
pembahasan akan lebih di fokuskan pada :
Bagaimana etika dalam pendidikan jasmani dan olahraga?
Bagaimana pendidikan etika membentuk manusia secara utuh?
Masalah tersebut akan dicoba dibahas dalam tul
kikat Etika
Istilah etika dan moral secara etimologis, kata ethics berasal dari kata
Yunani, ethike yang berarti ilmu tentang moral atau karakter. Studi tentang etika
itu secara khas sehubungan dengan prinsip kewajiban manusia atau studi
tentang semua kualitas mental dan moral yang membedakan seseorang atau
suku bangsa. Moral berasal dari kata Latin, mos dan dimaksudkan sebagai adat
istiadat atau tata krama. (Rusli Lutan)
Etika tidak mempunyai pretensi untuk secara langsung dapat membuat
manusia menjadi lebih baik. Etika adalah pemikiran sistematis tentang
moralitas, dimana yang dihasilkannya secara langsung bukan kebaikan,
melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis. (Franz Magnis
Suseno,1989). Lebih lanjut dikatakan bahwa etika adalah sebuah ilmu, bukan
sebuah ajaran. Jadi etika dan ajaran-ajaran moral tidak berada di tingkat yang
sama. Untuk memahami etika, maka kita harus memahami moral.
Selanjutnya Suseno mengatakan bahwa Etika pada hakikatnya
mengamati realitas moral secara kritis. Etika tidak memberikan ajaran,
melainkan memeriksa kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma-norma dan
pandangan-pandangan moral secara kritis. Etika menuntut pertanggung
jawabab dan mau menyingkapkankan ke rancuan. Etika tidak membiarkan
pendapat-pendapat moral begitu saja melainkan menuntut agar pendapatpendapat
moral yang dikemukakan di pertanggung jawabkan. Etika berusaha
untuk menjernihkan permasalahan moral.
Dalam etika mengembangkan diri, Orang hanya dapat menjadi manusia
utuh kalau semua nilai atas jasmani tidak as
Freeman menyebutkan bahwa etika terkait dengan moral dan tingkah
laku, menjelaskan aturan yang tepat tentang sikap. Etika merupakan pelajaran
dari tingkah laku ideal dan pengetahuan antara yang baik dan buruk. Etika juga
menggambarkan tindakan yang benar atau salah dan apa yang harus orang
Abstrak: Salah satu masalah penting dalam kehidupan di tanah
air ini adalah etika dan moral, pendidikan jasmani dan olahraga
sebagai salah satu sarana pendidikan anak memberikan suatu
pengayaan dalam etika dan moral di masyarakat. Mengajarkan
etika dan nilai moral sebaiknya lebih bersifat contoh.Tindakan
lebih baik baik dari kata-kata. Nilai Moral itu beraneka macam,
termasuk loyalitas, kebajikan, kehormatan, kebenaran, respek,
keramahan, integritas, keadilan, kooperasi.
Kata-kata kunci: Etika, Pendidikan Jasmani, Olahraga
Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan, sehingga pendidikan jasmani memiliki arti yang cukup
representatif dalam mengembangkan manusia dalam persiapannya menuju
manusia Indonesia seutuhnya.
Pendidikan jasmani di Indonesia memiliki tujuan kepada keselarasan
antara tubuhnya badan dan perkembangan jiwa, dan merupakan suatu usaha
untuk membuat bangsa indonesia yang sehat lahir dan batin, diberikan kepada
segala jenis sekolah. (UU no 4 th 1950, ttg dasar-dasar pendidikan dan
pengajaran di sekolah bab IV pasal 9)
Pendidikan jasmani mempunyai tujuan pendidikan sebagai (1)
perkembangan organ-organ tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan
kebugaran jasmani, 2) perkembangan neuro muskuler, 3) perkembangan
mental emosional, 4) perkembangan sosial dan 5) perkembangan intelektual.
Tujuan akhir olahraga dan pendidikan jasmani terletak dalam peranannya
sebagai wadah unik penyempurnaan watak, dan sebagai wahana untuk memiliki
1
Johansyah Lubis, Adalah Dosen Sosiokinetika, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Jakarta. Dan Ketua Komisi Pembibitan
membentuk kepribadian yang kuat, watak yang baik dan sifat yang mulia;
hanya orang-orang yang memiliki kebajikan moral seperti inilah yang akan
menjadi warga masyarakat yang berguna (Baron Piere de Coubertin)
Uraian di atas memperjelas bahwa pendidikan jasmani dan olahraga
merupakan ‘alat’ pendidikan, sekaligus pembudayaan. Proses ini merupakan
sebuah syarat yang memungkinkan manusia mampu terus mempertahankan
kelangsungan hidupnya sebagai manusia.
Pendidikan adalah segenap upaya yang mempengaruhi pembinaan dan
pembentukkan kepribadian, termasuk perubahan perilaku, karena itu pendidikan
jasmani dan olahraga selalu melibatkan dimensi sosial, disamping kriteria yang
bersifat fisikal yang menekankan ketrampilan, ketangkasan dan unjuk
“kebolehan’. Dimensi sosial ini melibatkan hubunga
s resep obat yang didapatkan secara ilegal oleh atlet mahasiswa, yang
disuplai oleh pelatih kampus.
Pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman
manusia, karena dalam pendidikan jasmani menyediakan kesempatan untuk
memperlihatkan mengembangan karakter. Pengajaran etika dalam pendidikan
jasmani biasanya dengan contoh atau perilaku. Pengajar tidak baik berkata
kepada muridnya untuk memperlakukan orang lain secara adil kalau dia tidak
memperlakukan muridnya secara adil.
Selain dari pada itu pendidikan jasmani dan olahraga begitu kaya akan
pengalaman emosional. Aneka macam emosi terlibat di dalamnya. Kegiatan
pendidikan jasmani dan olahraga yang berakar pada permainan, ketrampilan
dan ketangkasan memerlukan pengerahan energi untuk menghasilkan yang
terbaik.
Pantas rasanya jika kita setuju untuk mengemukakan bahwa pendidikan
jasmani dan olahraga merupakan dasar atau alat pendidikan dalam membentuk
manusia seutuhnya, dalam pengembangan kemampuan cognitif, afektif dan
psikomotor yang behavior dalam membentuk kemampuan manusia yang
berwatak dan bermoral.
Dalam tulisan ini akan lebih dibahas tentang etika dan permasalahan
dalam pendidikan jasmani dan olahraga. Dengan mencoba mengkomperkan
dan menanalisis serta memyusun rekomendasi yang memungkinkan dalam
pengembangan pendidikan jasmani dan olahraga.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, agar paper ini lebih mengarah maka
pembahasan akan lebih di fokuskan pada :
Bagaimana etika dalam pendidikan jasmani dan olahraga?
Bagaimana pendidikan etika membentuk manusia secara utuh?
Masalah tersebut akan dicoba dibahas dalam tul
kikat Etika
Istilah etika dan moral secara etimologis, kata ethics berasal dari kata
Yunani, ethike yang berarti ilmu tentang moral atau karakter. Studi tentang etika
itu secara khas sehubungan dengan prinsip kewajiban manusia atau studi
tentang semua kualitas mental dan moral yang membedakan seseorang atau
suku bangsa. Moral berasal dari kata Latin, mos dan dimaksudkan sebagai adat
istiadat atau tata krama. (Rusli Lutan)
Etika tidak mempunyai pretensi untuk secara langsung dapat membuat
manusia menjadi lebih baik. Etika adalah pemikiran sistematis tentang
moralitas, dimana yang dihasilkannya secara langsung bukan kebaikan,
melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis. (Franz Magnis
Suseno,1989). Lebih lanjut dikatakan bahwa etika adalah sebuah ilmu, bukan
sebuah ajaran. Jadi etika dan ajaran-ajaran moral tidak berada di tingkat yang
sama. Untuk memahami etika, maka kita harus memahami moral.
Selanjutnya Suseno mengatakan bahwa Etika pada hakikatnya
mengamati realitas moral secara kritis. Etika tidak memberikan ajaran,
melainkan memeriksa kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma-norma dan
pandangan-pandangan moral secara kritis. Etika menuntut pertanggung
jawabab dan mau menyingkapkankan ke rancuan. Etika tidak membiarkan
pendapat-pendapat moral begitu saja melainkan menuntut agar pendapatpendapat
moral yang dikemukakan di pertanggung jawabkan. Etika berusaha
untuk menjernihkan permasalahan moral.
Dalam etika mengembangkan diri, Orang hanya dapat menjadi manusia
utuh kalau semua nilai atas jasmani tidak as
Freeman menyebutkan bahwa etika terkait dengan moral dan tingkah
laku, menjelaskan aturan yang tepat tentang sikap. Etika merupakan pelajaran
dari tingkah laku ideal dan pengetahuan antara yang baik dan buruk. Etika juga
menggambarkan tindakan yang benar atau salah dan apa yang harus orang
lakukan atau tidak. Etika penting karena merupakan kesepakatan pada
kebiasan manusia, bagaimana modelnya, bagaimana ia menunjukkan dirinyasendiri, dengan segala sisi baik dan buruk.
Scott Kretchmar mengemukakan etika mendasari tentang cara melihat
dan mempromosikan kehidupan yang baik, tentang mendapatkannya,
merayakannya dan menjaganya. Etika terkait dengan nilai-nilai pemeliharaan
seperti kebenaran, pengetahuan, kesempurnaan, persahabatan dan banyak
nilai-nilai lainnya. Etika juga mengenai rasa belas kasih dan simpati, tentang
memastikan kehidupan baik berbagi dengan lainnya, etika terkait dengan
kepedulian terhadap yang lain, terutama yang tidak punya kedudukan atau
kekuatan yang diperlukan untuk melindungi diri mereka sendiri atau jalan
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar