kumpul blogger

NegeriADs

27/01/10

BUTUH ULURAN DERMAWAN | Andika Afriand


Andika Afriandi (8) putra pertama Suriadi dan Ida Kaswati telah duatahun tidak bangkit dipembaringannya akibat lumpuh. Kondisi ekonomi orang tuanya tak mungkin dapat menopang biaya perobatan yang memang sangat mahal. Sehari hari Andhika hanya dapat terbaring menunggu uluran tangan kerabat yang membantunya. Orang tuanya mengatakan bahwa Andika semula mengalami demam yang tinggi.
Pada saat mulai sakit masih Andika dapat berjalan dan dibawa berobat ke salah satu rumah sakit Swasta ternama di Medan. Nah disana Aadika harus menjalani opname sekitar satu bulan, namun kondisinya terus menurun bahkan sampai menjalani diinfus. Penyakit Andika semangkin parah, ya karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan untuk dapat terus membiayai Andika mau tidak mau terpaksa dibawa pulang, saat itu tidak ada informasi dari rumah sakit bahwa penyakit Andika dapat mengakibatkan kelumpuhan, ujar Ida Kaswati ibu andi sambil berlinang airmata.
Suriadi menceritakan derita yang dialami anaknya itu pada tim pphe-ri Cyber News, dengan linangan air mata didampingi Ida Kaswati dirumah kontrakan di Jalan Pematang Pasir Alvaka 8 Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli.
“Coba banyangkan penderitaan putra saya ini sudah dua tahun, pada awalnya hanya sakit biasa (panas). Ya selaku ayah, saya bawa kerumah sakit dan oleh pihak rumah sakit anak saya itu diharuskan opname. Namun penyakitnya tak kunjung membaik, bahkan menjadi lumpuh, dan kalau bertahan lama di rumah sakit jelas mengeluarkan uang yang cukup besar jumlahnya, terpaksa anak saya ini dibawa pulang” ujar Suriadi.
Menurut Suriadi yang saat ini tidak lagi bekerja karena perusahan tempat bekerja telah mem PHK kan sebagian karyawan termasuk dirinya. Suriadi kini dirumahkan dan hanya diberi ½ gaji pokok akibat krisis moneter. Ya terus terang kondisi rumah tangga saya sangat memperihatinkan ditambah lagi cobaan yang sangat menyedihkan buat saya dan keluarga. Siapa tahan dan tega melihat anak sibuah hati terkapar sakit berkepanjangan, inilah yang saya alami, terus terang saya selalu berdoa agar penderitaan anak saya dapat tertolong ( sembuh) ya kemana lagi anak saya itu ( Andika ) harus saya obati, biaya rumah sakit cukup mahal. Hanya pada Allah yang maha kuasa saya terus bermohon kiranya putra saya itu dapat sembuh dan bisa bermain dengan teman-temannya lagi, ujar Suriadi.
Melihat Penderitaan Andika yang kini diatas pembaringan kiranya ada yang dapat memberikan pertolongan padanya, saat ini andika butuh perawatan medis sementara kondisi kedua orang tuanya tak mampu lagi untuk menanggulangi biaya perobatan putra ciliknya itu, ya terus terang mereka tergolong anak bangsa yang hidup dibawah garis kemiskinan, dapat disebut rakyat miskin perkotaan yang masih ada dikota Medan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar